TEMPO.CO, Jakarta - Pilot dan kopilot Batik Air dilaporkan tertidur saat bertugas menerbangkan pesawat Airbus A320 pada 25 Januari 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dalam laporannya, pilot dan kopilot maskapai Batik Air ID-6723 rute Kendari-Jakarta dengan muatan 153 penumpang sempat keluar jalur penerbangan dan melipir hingga wilayah Cianjur-Sukabumi. Baca Juga: Belajar dari Insiden Pilot Batik Air Ketiduran: Cuti Melahirkan Penting Juga Bagi Suami Kronologi sebelumnya dijelaskan, sesaat sebelum keberangkatan pesawat dari Jakarta menuju Kendari kopilot sempat mengeluh kurang tidur karena masalah rumah tangga. Ia baru saja pindah rumah dan anaknya yang kembar berusia satu bulan ikut menyita waktunya. Lantas, pilot menawarkan kepada kopilot untuk istirahat dulu. Kopilot lalu tidur di kokpit pesawat. Pesawat Batik Air itu lalu mendarat di Kendari. Dalam perjalanan kembali dari Kendari ke Jakarta pukul 00.05, pilot kali ini berganti tidur. Lantas, kopilot yang ganti mengambil alih kemudi. Tak lama kemudian, pilot terbangun dan menanyakan apakah ingin istirahat. Namun, kopilot menolak tawaran itu dan meneruskan penerbangan seorang diri, lalu pilot kembali tidur.Namun, tak berselang lama, kopilot ikut tertidur. Kondisi pesawat tanpa pengemudi ini menyebabkan keadaannya tanpa kendali hingga keluar jalur ke langit Cianjur-Sukabumi. Mengenal Gangguan Ekstrim Saat Tidur Baca Juga: Pilot Tertidur Saat Terbang, INACA Jelaskan Fatigue Management Penerbang Dilansir dari Psychology Today, orang yang memiliki gangguan tidur dapat menurunkan mood dan produktivitas. Dalam The Nocturnal Brain, ahli saraf Guy Leschziner mendalami soal gangguan ekstrem saat tertidur. Berikut beberapa gangguan ekstrem ketika tidur. 1. Tidur Secara SexualBerjalan dalam tidur adalah contoh umum dari parasomnia non-REM atau perilaku tidak diinginkan yang terjadi pada tidur tidak bermimpi. Sexsomnia adalah kejadian ketika perilaku seksual berubah baik dalam kesenangan diri sendiri atau hubungan seksual.“Otak dapat berada dalam tahap tidur yang berbeda pada waktu yang sama,” catat Leschziner. Dalam sexsomnia, bagian-bagian yang mengendalikan gerakan terbangun, sementara organ-organ yang bertanggung jawab atas ingatan dan pemikiran rasional tetap tertidur.Dalam beberapa kasus ada orang yang sedang tidur dan memaksakan diri pada pasangannya yang tidak bersedia sehingga mengakibatkan tuntutan pidana.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan 2. Tidak ada DongengSleeping Beauty Syndrome atau Sindrom Kleine-Levin adalah suatu kondisi langka di mana penderitanya mengalami rasa kantuk yang intens, rasa lapar yang sangat lapar, hiperseksualitas, dan perilaku aneh lainnya dalam jangka waktu singkat.“Setelah selesai dari semua itu, orang-orang ini benar-benar normal,” kata Leschziner. Namun karena kepribadian berubah drastis dan disosiasi dapat terjadi, sindrom ini sering salah didiagnosis sebagai psikosis atau penyakit mental lainnya.3. Manusia Malam DatangBanyak dari kita pernah mengalami halusinasi hipnagogik, yaitu persepsi yang sering kali menakutkan. Kejadian seperti ini biasanya juga diikuti dengan kelumpuhan yang terjadi saat kita berada antara tidur dan terjaga.Halusinasi cenderung berupa sosok bayangan di dekatnya, sering kali dianggap sebagai penyusup. Namun sosok yang berhalusinasi mungkin sebenarnya adalah seseorang yang tidak terlalu mengancam.“Saat terjaga, kita tahu di mana kita berada karena lobus parietal kita,” kata Leschziner. Ketika tubuh menjadi lumpuh selama tidur REM, lobus parietal mungkin menjadi bingung sehingga menciptakan proyeksi diri seolah-olah kita di tempat lain.“Saat kita kurang tidur, kita cenderung berada di antara terjaga dan tidur REM,” kata Leschziner.KARUNIA PUTRI | SAVINA RIZKY HAMIDAPilihan editor: Profil dan Riwayat Insiden Batik Air, Maskapai yang Pilotnya Tertidur Saat Penerbangan ke Jakarta
Source : https://gaya.tempo.co/read/1845159/tertidur-dan-gangguan-tidur-deretan-gangguan-ekstrem-saat-tidur