TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin mengatakan ada banyak tantangan masyarakat untuk menghadapiy masalah infertilitas di Indonesia. Salah satu faktor yang cukup sering didapat masyarakat adalah kurangnya pengetahuan tentang isu kesuburan masyarakat. "Selain itu, kesiapan finansial seringkali menjadi penghalang bagi pasangan yang menghadapi tantangan infertilitas untuk memiliki anak," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 27 Maret 2024. Pengobatan yang sangat kompleks serta biaya yang cukup tinggi untuk atasi gangguan kesuburan ini tidak diimbangi dengan cakupan asuransi kesehatan. Berdasarkan studi, biaya yang harus dikeluarkan tiap pasangan untuk menjalani perawatan infertilitas berkisar hingga Rp 123 juta. Baca Juga: 5 Efek Samping Berbahaya Sering Minum Ibuprofen, Masalah Kesuburan dan Jantung Selain soal biaya, ada pula faktor kesuburan pasangan yang mempengaruhi masalah infertilitas ini. Dari sisi wanita, kesuburan faktor kesuburan mereka ditentukan dari 10 hal ini, seperti dilansir Halodoc. 1. Obesitas mampu memengaruhi kesuburan wanitaMemiliki kelebihan berat badan bisa memengaruhi produksi hormon sehingga berpengaruh pada kesuburan wanita. Semakin berat bobot tubuh wanita, semakin rendah pula fungsi ovariumnya. Selain itu, wanita berusia sekitar 18 tahun yang mengalami obesitas cenderung berisiko mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS). Gejala PCOS ini adalah salah satu masalah kesehatan yang mengganggu kesuburan sehingga membuat sulit untuk hamil. Baca Juga: Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini 2. Terlalu KurusBukan hanya kegemukan atau obesitas, terlalu kurus nyatanya juga tidak baik dan mengganggu kesuburan wanita. Memiliki badan terlalu kurus dan berat badan rendah juga mampu memengaruhi kinerja hormon. Tubuh yang terlalu kurus biasanya kekurangan hormon leptin, hormon yang mengontrol rasa lapar dan kenyang. Hormon tersebut juga memengaruhi masa menstruasi.3. Bertambahnya Usia menentukan kesuburan wanitaJika seorang wanita sudah mencapai masa menopause, biasanya di usia 50-an, produksi sel telur umumnya akan semakin berkurang. Alhasil, kesuburan wanita menurun dan peluang kehamilan terbilang kecil.Beberapa tahun sebelum menopause, umumnya seorang wanita akan mengalami gangguan kesuburan karena kurangnya jumlah sel telur ini. Tidak ada angka yang pasti kapan kesuburan wanita akan berkurang, tapi kebanyakan dokter peluang kehamilan akan semakin menurun ketika menginjak usia 35 tahun peluang kehamilan akan menurun.4. Faktor KeturunanTanyakan pada ibu Anda, di usia berapa ia mencapai masa menopause. Jika ia memulainya di usia yang tergolong muda, kemungkinan besar Anda juga. Faktor genetik memang berpengaruh pada kesuburan seorang perempuan. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan banyak atau sedikitnya jumlah sel telur yang dimiliki.5. Zat KimiaPaparan polutan, pestisida, dan zat-zat kimia lainnya bisa menurunkan tingkat kesuburan sampai 29 persen. Beberapa zat kimia yang kita temui di produk kecantikan atau pembersih rumah, seperti phthalates, juga bisa memengaruhi kadar hormon dalam tubuh.6. Merokok mengganggu kesuburan wanitaIklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Kebiasaan ini bukan hanya menurunkan peluang kehamilan tetapi juga mengganggu perkembangan janin. American Society for Reproductive Medicine mengungkapkan, merokok adalah penyebab dari 13 persen kasus infertilitas. Merokok juga diketahui akan mengacaukan hormon dan membuat DNA menjadi tidak berfungsi, baik pada pria atau wanita.7. AlkoholYang perlu diwaspadai adalah konsumsi alkohol dalam jumlah besar, yakni lebih dari satu minuman perhari. Menurut penelitian, wanita yang gemar konsumsi alkohil cenderung perlu menjalani terapi untuk kehamilan.8. Olahraga BeratBerolahraga rutin memang akan membantu kamu dalam menjaga berat badan, kuat, dan berenergi. Semua itu diperlukan untuk meningkatkan kesuburan bahkan pada masa kehamilan. Tetapi, jika Anda berolahraga terlalu berat, justru berdampak buruk pada proses ovulasi . Gejala paling nyata dari olahraga berat adalah gangguan siklus haid, menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit.9. Gangguan TiroidSalah satu faktor kesuburan wanita adalah gangguan tiroid yang bisa memengaruhi proses ovulasi dan kehamilan. Karena itu, tak ada salahnya untuk memeriksa kadar tiroid jika Anda belum hamil juga.10. Konsumsi Kafein BerlebihanKecanduan minuman berkafein seperti kopi dapat mengganggu kontraksi otot yang membantu sel telur berpindah dari ovarium melalui tuba falopi ke rahim. Selain berbagai faktor di atas, kondisi stres nyatanya juga berdampak pada hormon yang berperan dalam kesuburan. Jika kamu sedang mencari solusi atas masalah yang sedang kamu hadapi, kamu bisa bicara dengan psikolog. Masalah kesuburan semakin banyak dialami pasangan di dunia. Evie menyebutkan di seluruh dunia, 1 dari 6 orang akan menghadapi masalah fertilitas. "Sebagai pionir dan pemimpin di bidang fertilitas, kami di Merck memahami beban finansial dan emosional yang dapat terjadi pada individu maupun keluarga dalam perjalanan fertilitas ini. Kami sangat senang Program Fertility Benefit telah diluncurkan di Indonesia dan kami dapat mendukung karyawan kami dalam mewujudkan mimpi mereka menjadi orang tua,” ujar Evie Yulin.Fertility Benefit Program alias Program Tunjangan Fertilitas adalah program bagi karyawan Merck di Indonesia yang ingin memiliki anak. Program inovatif ini tidak hanya menawarkan dukungan finansial, tetapi juga menyediakan solusi komprehensif bagi karyawan dan pasangan mereka mewujudkan impian menjadi orang tua. Fertility Benefit pertama kali diluncurkan oleh Merck Group pada Oktober 2023 di sembilan negara. Pada Maret 2024, program ini diperluas ke 11 negara yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Australia, Filipina, Irlandia, Kolombia, Malaysia, Peru, Singapura, Spanyol dan Turki. Evie menjelaskan, Program Fertility Benefit memberikan akses langsung bagi karyawan Merck dan pasangannya terhadap bantuan finansial untuk berbagai tahap perjalanan kesuburan. Dengan skema reimbursement (penggantian), karyawan serta pasangan dapat mengikuti proses konsultasi ke dokter, tes fertilitas, hingga perawatan hormonal dan program bayi tabung. Untuk lebih mendukung karyawan melewati setiap tahap perjalanan menjadi orang tua, timnya juga menyediakan platform komunitas yang menyediakan informasi penting tentang kesehatan reproduksi, dan fertilitas. Tak hanya itu, Evie mengatakan timnya pun berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan sejahtera bagi karyawan salah satunya dengan menjamin kerahasiaan dan privasi karyawan yang ikut serta dalam program ini.Pilihan Editor: Kasus Infertilitas Banyak di Daerah Maju, Ginekolog Beri Saran Pengobatan