TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret ( FK UNS) Surakarta, Prof Dr Trisulo Wasyanto, meminta mewaspadai gejala nyeri dada untuk menghindari risiko gagal jantung. Ketika terjadi nyeri dada artinya otot jantung kekurangan aliran darah, bisa karena sumbatan atau faktor risiko lain, salah satunya pola makan kurang teratur. "Sebagai langkah awal, waktu efektif mestinya harus segera datang ke dokter atau rumah sakit," katanya, Senin, 15 Januari 2024. "Jadi waktu yang efektif segera datang ke dokter. Jangan sepelekan, tidak harus sampai nyeri dada kiri terus tembus punggung hingga menjalar ke tangan kiri. Tapi cukup merasakan nyeri di dada." Baca Juga: Guru Besar FK UNS Teliti Penanda Dini untuk Pasien Serangan Jantung Mendadak Menurutnya, ketika otot jantung sudah terlanjur mati maka tidak bisa dihidupkan lagi. "Memang di rumah sakit bisa melakukan reperkusi atau sumbatan aliran darah yang memberi makan pada otot jantung, bisa dipasangi ring atau cincin. Namun jika otot jantung sudah terlanjur mati maka tidak bisa dihidupkan lagi," ujar spesialis jantung dan pembuluh darah itu. Segera ke rumah sakitWalaupun bisa hidup, jika pasien tersebut suatu saat melakukan aktivitas yang berat maka bisa terjadi risiko yang lebih berat. "Jadi tekor, bisa gagal jantung, gagal napas. Oleh karena itu, untuk menjaga agar otot jantung tidak mati maka secepatnya ke rumah sakit," sarannya.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Ia mengatakan nyeri dada ini terjadi karena otot jantung kekurangan aliran darah atau justru sudah terjadi kematian otot jantung. Belum lama ini pihaknya melakukan penelitian terkait peran novel biomarker sebagai penanda baru untuk mendeteksi dan meramalkan kelangsungan hidup pasien serangan jantung mendadak di RS Dr Moewardi Surakarta. Baca Juga: 5 Gejala Gagal Jantung yang paling Umum, Waspadalah Pembahasan tersebut akan disampaikannya pada pidato inagurasi berjudul Peran Novel Biomarker Dalam Diagnostik dan Prognostik Serangan Jantung Mendadak saat pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah Perawatan Intensif dan Kegawatan Kardiovaskuler pada FK di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS, Selasa, 16 Januari 2024.Pilihan Editor: Dokter Sebut Kaitan Polusi Udara dan Gagal Jantung