TEMPO.CO, Jakarta -Banyak orang dewasa pernah mengalami perasaan kurang dihargai atau dimanfaatkan. Salah satu situasi nyata yang memicu perasaan seperti ini adalah hubungan cinta dengan seorang narsisis. Namun banyak versi lain dari hubungan cinta sepihak, di mana satu orang selalu memberi sementara yang lain selalu menerima. Sering kali kita tidak menyadari apa yang terjadi hingga konsekuensinya merugikan di pemberi, dikutip dari Psychology Today. Baca Juga: 5 Tanda Spesifik Hubungan Cinta Berkembang dan Terus Tumbuh Dirujuk dari Medical News Today, seseorang yang berada dalam hubungan sepihak selalu tidak menerima dukungan yang setara dari pasangannya. Mereka mungkin mengalami ketidakseimbangan dalam dukungan, energi, dan waktu yang mereka investasikan atau terima. Orang yang memberi lebih dari yang diterimanya dalam hubungan mungkin mengalami dampak negatif, hubungan mereka mungkin mengalami kesulitan dan akhirnya berakhir. Namun mitra yang menerima dukungan tanpa memberikan dukungan juga mungkin mengalami kesusahan. Penelitian dari 2019 menunjukkan orang-orang yang kurang memberi nafkah dalam hubungan mungkin juga mengalami kesusahan. Artinya kedua pasangan dapat terluka karena hubungan yang bertepuk sebelah tangan.Pada tahap akhir masa dewasa, hubungan romantis dapat menggantikan teman dan keluarga sebagai sumber dukungan utama. Dukungan dalam suatu hubungan bisa datang dalam berbagai bentuk, seperti emosional, fisik, atau finansial. Ketika hubungan tersebut menjadi sepihak, seseorang mungkin kehilangan sistem pendukung utamanya. Baca Juga: Salah Memahami Arti Cinta Bisa Berujung Penyesalan, Ini yang Perlu Dilakukan Hubungan sepihak atau one sided relationship bisa terjadi di antara pasangan romantis, teman, rekan kerja, atau anggota keluarga. Dilansir laman Psychology Today, contoh umum dari jenis hubungan ini meliputi:Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan - Anda cenderung mengambil lebih banyak tanggung jawab di tempat kerja daripada orang lain dengan deskripsi pekerjaan yang sama, dan Anda mulai membencinya.- Anda kelelahan saat berusaha membuat orang lain bahagia di acara keluarga sehingga konflik dan krisis dapat dihindari.- Anda mendukung seorang anak dewasa yang berusia 20-an atau lebih, meski mereka mampu mandiri.- Anda melakukan tindakan ekstrem untuk merawat anggota keluarga yang sakit kronis, dengan mengorbankan kesehatan atau kesejahteraan Anda sendiri.- Anda merasa sangat sulit untuk mengatakan "TIDAK" dan menetapkan batasan yang secara obyektif Anda anggap masuk akal untuk Anda terapkan.- Anda tetap menjalin hubungan berkomitmen dengan seseorang yang memiliki masalah penggunaan narkoba yang serius dan tidak akan mencari bantuan untuk masalah itu.- Anda membantu melunasi hutang seseorang yang mempunyai keinginan untuk berjudi dan tidak mau mengakui perlunya bantuan.Tetapi konsep narsisis dan korban tidak selalu berlaku pada hubungan sepihak atau one sided relationship. Jika kita fokus pada perilaku dan keadaan hubungan dibandingkan labelnya, kita mungkin akan lebih baik dalam mengenali keadaan ini dalam kehidupan kita sendiri dan dalam kehidupan klien kita.Kita mungkin bisa mengubah hubungan cinta sepihak atau one sided relationship menjadi hubungan yang lebih saling mendukung, atau dalam beberapa kasus kita dapat melepaskannya. Pilihan editor: Mengenal Istilah ICK yang Digunakan Gen-Z Dalam Hubungan Cinta