TEMPO.CO, Jakarta - Demensia adalah kondisi kehilangan daya ingat, sulit berbicara dan memecahkan masalah dan kemampuan lain yang harus berpikir. Penyebab tersering adalah penyakit Alzheimer dan paling banyak dialami lansia atau umur 65 tahun ke atas. Demensia bisa semakin parah sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan penderita butuh perawatan ekstra. "Demensia adalah sekelompok kondisi yang ditandai gangguan sedikitnya dua fungsi otak, seperti kehilangan penilaian dan daya ingat," jelas psikolog Blair Steel kepada HuffPost. "Gejala demensia termasuk pelupa, keterampilan sosial terbatas, gangguan dalam berpikir yang mempengaruhi kegiatan harian." Baca Juga: Beragam Faktor Penyebab Demensia pada Orang Muda Apa penyebabnya? Usia, riwayat keluarga, ras dan etnis, kesehatan jantung, dan riwayat cedera atau trauma otak merupakan faktor-faktor yang meningkatkan risiko berkembangnya kondisi ini. Faktor risiko lain adalah kebiasaan gaya hidup. Jadi, meski bisa mengontrol faktor genetik, masih ada kebiasaan lain yang bisa meningkatkan risiko. Kurang gerak dan duduk terlalu lamaOlahraga, terutama jenis aerobik, bisa membantu menurunkan risiko gangguan kognitif dan demensia. Rutin berolahraga bisa mempengaruhi kesehatan otak dan tubuh keseluruhan dengan cara positif, terutama jika usia mendekati 60 tahun. Jadi, banyaklah bergerak untuk menurunkan risiko.Kurang bergaulKesehatan sosial berperan penting dalam perkembangan demensia. Gaya hidup aktif dan bersosialisasi bisa melindungi dari kondisi ini. Merangsang otak dengan interaksi sosial penting buat semua orang, terutama saat menua. Namun di zaman media sosial dan serbadigital, orang semakin kurang bergaul. Baca Juga: WHO Ingatkan Demensia, Gejala Dimulai dari Bingung di Lingkungan Akrab Menurut Steel, bersosialisasi langsung dan lewat gawai jelas berbeda dalam hal koneksi yang merangsang otak. Kesehatan sosial yang buruk bisa merangsang respons stres melalui kenaikan kadar hormon stres kortisol, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi aliran darah ke organ-organ vital.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Kurang tidurGangguan tidur dan demensia adalah dua masalah umum dan signifikan pada lansia. Apakah ada tugas keluarga, menghabiskan waktu di depan gawai atau televisi, ada saja hal yang bikin kurang tidur. Jika ada masalah tidur atau bahkan tak bisa tidur, maka risiko demensia pun naik.Stres kronisMenurut Alzheimer Society, stres berhubungan dengan demensia karena saat stres dan hormon kortisol dilepaskan maka bisa mempengaruhi daya ingat. Dampak negatif stres, terutama yang kronis, pada otak adalah penurunan kognitif karena pelepasan kortisol untuk waktu lama.Pola makan tak seimbangRiset menunjukkan konsumsi makanan ultraproses dapat meningkatkan risiko demensia pada orang dewasa. Meski tak ada pola makan yang sempurna, memastikannya tetap seimbang dan sehat sangat bermanfaat. Coba makan sayuran hijau, beri-berian, kacang-kacangan, ikan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun, serta batasi daging merah, makanan manis, keju, mentega, makanan cepat saji dan yang digoreng.Pilihan Editor: Ciri Pengemudi Demensia, Jangan Sampai Membahayakan di Jalan
Source : https://gaya.tempo.co/read/1821403/macam-kebiasaan-buruk-yang-mempercepat-demensia