TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menyebut orang yang kehilangan saudara kandung karena meninggal dunia ketika kecil atau menjelang dewasa berisiko menderita penyakit jantung di usia muda. Riset dari Universitas Fudan di Shanghai, Cina, dan Universitas Cina Hong Kong itu mengevaluasi lebih dari 2 juta orang di Denmark yang lahir antara 1978-2018. Di antara mereka yang kehilangan saudara, rata-rata usia saat kematian adalah 11 tahun. Berdasarkan data selama 17 tahun, para peneliti menemukan kematian saudara kandung di masa kecil dan awal dewasa berisiko 17 persen lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. Baca Juga: Mengenal Trust Issue, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya Analisa data dikumpulkan pada 1 November 2021-10 Januari 2022. Hasil penelitian diterbitkan di JAMA Network Open pada 8 Januari 2024. Risiko lebih tinggi pada saudara kembar dibanding adik atau kakak. "Penelitian ini menekankan butuh perhatian dan dukungan ekstra pada saudara yang hidup untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular kelak dalam hidupnya," tulis peneliti, dikutip dari Fox News Digital."Riset mengenai dampak jangka panjang pengalaman pahit masa kecil telah menunjukkan dampak pada kesehatan fisik saat dewasa," ujar David Schonfeld, direktur National Center for School Crisis and Bereavement di RS Anak Los Angeles, yang tak terlibat penelitian. Baca Juga: Kasus-Kasus Kematian Tidak Ketahuan, Terakhir Lansia di Mojokerto Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Dampak panjang kesedihanJonathan Kahan, kardiolog di Pusat Medis Delray di Florida yang juga tak terlibat penelitian, menyatakan trauma kehilangan orang tercinta bisa berdampak panjang. "Efeknya bisa beragam, termasuk stres kronis, rasa bersalah, serta respons emosional dan fisik lainnya," katanya."Stres kronis dan rasa bersalah terkait langsung dengan penyakit kardiovaskular, yang telah dibuktikan di banyak penelitian. Peristiwa traumatis seperti kehilangan saudara bisa terbawa sampai dewasa pada yang masih hidup," tambahnya.Kahan meminta pakar kardiovaskular untuk melebarkan fokus mereka ke faktor risiko nontradisional penyakit kardiovaskular yang terkait fisik, seperti kehilangan seseorang, kesedihan, dan stres. Pilihan Editor: Tanda Penyakit Jantung yang Terlihat di Jari Tangan dan Kuku