TEMPO.CO, Jakarta - Jon Bon Jovi menyatakan belum yakin akan bisa melakukan tur secara penuh setelah menjalani operasi pita suara pada tahun 2022. Setelah mengumumkan rincian tentang single dan album barunya yang berjudul “Forever” pada Jumat, 15 Maret 2024, ia mengaku kondisi kesehatannya yang belum stabil.Penyanyi tersebut masih belum bisa memastikan apakah dia akan mampu melakukan tur penuh untuk mendukung peluncuran album tersebut Baca Juga: Jon Bon Jovi Belum Yakin Bisa Mengadakan Tur Penuh Setelah Jalani Medialisasi Pita Suara Dikutip dari ew.com, vokalis pemenang Grammy tersebut mengonfirmasi bahwa ia menjalani operasi rekonstruktif pada pita suaranya, yang disebut medialisasi pita suara pada 2022. Pelantun Livin' on a Prayer itu menjelaskan bahwa dokternya telah mampu memperbaiki masalah di pita suaranya dengan memasang implan plastik. "Selama hampir dua tahun terakhir, saya telah menjalani rehabilitasi untuk memulihkannya," katanya. Lantas, apa itu prosedur medialisasi pita suara? Dikutip dari subent.com, ada banyak penyebab kelumpuhan pita suara. Beberapa penyebab umumnya adalah cedera bedah pada saraf laring, kanker laring atau paru-paru, virus, stroke, trauma leher, atau kanker tiroid. Kelumpuhan tersebut dapat bersifat sementara maupun permanen. Dibutuhkan waktu hingga 12 bulan untuk mengetahui apakah kelumpuhan suara bersifat sementara atau permanen. Jika kelumpuhan tersebut dianggap permanen, terdapat suatu prosedur operasi yang dapat dilakukan untuk merehabilitasi suara, yaitu medilaisasi pita suara. Baca Juga: Setelah Operasi, Jon Bon Jovi Belum Memastikan Kelanjutan Tur Konser Dilansir dari jeffersonhealth.org, medialisasi pita suara adalah prosedur untuk mengatasi kelemahan atau kelumpuhan pita suara yang menyebabkan suara serak atau hilang sama sekali, serta kesulitan menelan.Medialisasi pita suara dilakukan dengan mendorong pita suara yang lumpuh ke tengah agar pita suara yang berfungsi dapat menutup dengan baik untuk mengembalikan fungsi suara dan kemampuan menelan menjadi normal.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Menurut voicedoctor.com, pita suara pada dasarnya adalah otot dengan selaput lendir (jenis kulit yang Anda temukan di dalam mulut). Ketika otot tidak lagi terhubung ke saraf, otot tersebut mengalami atrofi atau menyusut. Oleh karena itu, pita suara yang lumpuh akan berukuran kecil dan mungkin tertekuk. Selain itu, tergantung pada jenis kelumpuhannya, pita suara mungkin tidak dapat bergerak cukup dekat ke tengah agar pita suara lainnya dapat berkumpul dan bertemu.Jika tidak bisa bersatu maka sulit mengeluarkan suara atau setidaknya mengeluarkan suara yang nyaring. Jadi, pada beberapa jenis kelumpuhan pita suara, implan dapat mengencangkan kembali pita suara yang mengalami atrofi dan memindahkannya ke arah pita suara yang berlawanan sehingga pita suara tersebut dapat bersatu kembali untuk menghasilkan suara.Medialisasi pita suara atau yang juga dikenal sebagai medialization laryngoplasty paling umum digunakan untuk memperbaiki cedera atau masalah neurologis yang mencegah penutupan penuh pita suara. Tindakan ini juga sering disebut tiroplasti karena prosedur ini dilakukan melalui lubang pada tulang rawan tiroid.Pembedahan dilakukan dengan anestesi, dan tekniknya melibatkan pembuatan sayatan di kulit leher dan kemudian membuat lubang kecil ke dalam laring. Kemudian, implan permanen dipasang untuk melakukan medialisasi (mendorong ke dalam) pita suara yang lumpuh sehingga dapat menyentuh pita suara lainnya saat berbicara dan menelan. Operasi ini biasanya memerlukan rawat inap satu malam di rumah sakit dan pemulihan penuh membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Setelah prosedur dilakukan, pasien umumnya dapat kembali menikmati peningkatan fungsi dan kualitas hidup yang signifikan.Pilihan editor: Faktor Risiko Penyebab Kanker Laring yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Vape