Apa Itu Diet Flexitarian?

Apa Itu Diet Flexitarian?

TEMPO.CO, Jakarta - Diet flexitarian atau juga dikenal sebagai pola makan semi-vegetarian menekankan pada makanan nabati dengan konsumsi daging yang terbatas atau sesekali. Berdasarkan studi baru yang diterbitkan dalam jurnal BMC Nutrition, diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.Studi berjudul Plant-based diets and cardiovascular risk factors: a comparison of flexitarians, vegans and omnivores in a cross-sectional study menggarisbawahi manfaat makan lebih banyak makanan nabati dibandingkan daging untuk kesehatan jantung yang lebih baik. Ini bertujuan untuk menyelidiki efek diet fleksibel terhadap kesehatan jantung. Baca Juga: Ahli Gizi Sebut Durian Bebas Kolesterol tapi Perhatikan Ini saat Memakannya Penelitian ini melibatkan 94 peserta berusia antara 25 dan 45 tahun yang telah mengikuti pola makan vegan, omnivora, atau fleksibel setidaknya selama satu tahun sebelum penelitian. Individu yang mengonsumsi daging kurang dari 50 gram per hari tergolong dalam kelompok flexitarian. Sedangkan individu yang mengonsumsi daging sebanyak 170 gram atau lebih dikategorikan sebagai omnivora. Vegan, yang sama sekali menghindari produk hewani, merupakan kelompok ketiga.Pada hari penelitian, sampel darah dikumpulkan dari para peserta untuk mengevaluasi biomarker penyakit kardiovaskular. Selain itu, para peneliti mengukur tekanan darah peserta, indeks massa tubuh, dan kekakuan arteri selama kunjungan. Baca Juga: 5 Cara Alami Menjaga Kesehatan Mata Analisis biomarker darah menunjukkan bahwa orang yang fleksibel dan vegan memiliki kesehatan jantung yang lebih baik dibandingkan orang yang omnivora. Secara khusus, mereka menunjukkan tingkat kolesterol total dan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang lebih rendah dibandingkan omnivora.Selain itu, dibandingkan dengan kelompok omnivora dan flexitarian, kelompok vegan menunjukkan tingkat insulin puasa yang lebih rendah meskipun perbedaan tersebut tidak signifikan lagi ketika para peneliti menyesuaikan dengan kelompok pendirinya.Terakhir, kelompok flexitarian dan vegan memiliki skor keparahan sindrom metabolik yang lebih rendah, yang merupakan ukuran gabungan dari berbagai faktor risiko kardiovaskular, termasuk kadar glukosa darah, tekanan darah, kadar kolesterol, dan berat badan.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Pola makan fleksibel utamanya terdiri dari makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Orang-orang yang fleksibel kadang-kadang memasukkan produk hewani seperti daging, unggas, ikan, susu, dan telur ke dalam makanan mereka, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil dan lebih jarang dibandingkan orang-orang omnivora tradisional.Penekanannya adalah pada pola makan nabati untuk manfaat kesehatan dan lingkungan, dengan fleksibilitas untuk memasukkan produk hewani berdasarkan preferensi pribadi atau keinginan sesekali.Pendekatan ini mendorong pola makan yang beragam dan kaya nutrisi sekaligus mengurangi konsumsi daging secara keseluruhan, sehingga cocok bagi mereka yang mencari cara makan yang lebih berkelanjutan dan seimbang.Pola makan fleksibel menawarkan banyak manfaat kesehatan dengan menekankan makanan nabati sambil sesekali mengizinkan konsumsi produk hewani. Ini mempromosikan pengelolaan berat badan karena fokusnya pada makanan nabati yang padat nutrisi, rendah kalori, dan mengurangi asupan daging berkalori tinggi. Orang yang fleksibel biasanya memiliki risiko penyakit kronis yang lebih rendah seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu karena asupan serat, antioksidan, dan fitonutrien yang lebih tinggi.Selain itu, diet ini mendukung kesehatan pencernaan, meningkatkan tingkat energi, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Dari sudut pandang lingkungan, ini mengurangi konsumsi daging sehingga menurunkan emisi gas rumah kaca dan mengurangi penggunaan air, serta menjadikan pola makan fleksibel sebagai pilihan berkelanjutan, baik untuk kesehatan pribadi maupun lingkungan.Pilihan Editor: 5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Source : https://gaya.tempo.co/read/1839168/apa-itu-diet-flexitarian