TEMPO.CO, Jakarta - Head of profesional marketing personal care Unilever Indonesia Ratu Mirah Afifah mengatakan ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. “Untuk mencapai tujuan besar ini kami berupaya mendorong perubahan perilaku positif dengan fokus pada aspek penting yaitu imunisasi penting lengkap dan sesuai jadwal, cuci tangan dengan sabun, pemberian makanan bergizi dan camilan sehat pada anak,” kata Mirah dalam sambutannya pada acara Program Keluarga SIGAP di Jakarta, Rabu 29 Februari 2024.Gabungan cuci tangan pakai sabun, nutrisi yang lebih baik dan imunisasi lengkap memainkan peran yang sangat kritis untuk memastikan anak-anak memiliki peluang yang lebih baik untuk perkembangan dan pertumbuhan mereka di masa mendatang. Baca Juga: 5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi Hal itu pula yang diinisiasi aliansi vaksin Gavi bersama Unilever dan lembaga amal dunia The Power of Nutrition. Mereka berkolaborasi dalam kemitraan multi sektoral mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam hal kebersihan, imunisasi dan nutrisi dalam program Keluarga SIGAP. Program Keluarga SIGAP di tahap awal akan difokuskan pada masyarakat di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang diidentifikasi oleh pemerintah Indonesia sebagai wilayah-wilayah yang memiliki kasus stunting, diare, dan pneumonia, serta cakupan imunisasi yang belum optimal.Di wilayah-wilayah ini, melalui riset formatif, terindikasi bahwa kurang dari seperempat orang tua di Indonesia menganggap imunisasi dan cuci tangan pakai sabun sebagai perilaku penting yang berpengaruh kepada perkembangan anak pada usia dini. “Tantangan terbesar adalah pengetahuan yang masih kurang jadi penghalang utama, keterampilan negosiasi orang tua untuk vaksin yang kurang, dan kurangnya dukungan sosial yang menekankan untuk tidak mengimunisasi anaknya,” kata Ketua Tim Program Keluarga SIGAP Ardi Prastowo. Baca Juga: Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun Hasil survei program ini, 27 persen orang tua dari anak-anak di bawah dua tahun yang melaporkan bahwa anak-anaknya telah diimunisasi dan hanya 17 persen yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun di peristiwa penting. Terkait nutrisi, masih banyak ibu yang tidak memiliki pengetahuan akan makanan bergizi dan sering mengambil jalan pintas untuk memberikan makanan dengan nutrisi yang tidak lengkap atau camilan tidak sehat.Selain menyasar kepada pentingnya imunisasi lengkap, perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan pemberian makanan bernutrisi, Program Keluarga SIGAP juga menyasar pentingnya peran ayah dalam aspek parenting agar tujuan kesejahteraan anak di masa depan tercapai. “Bahwa ada equal partnership dalam membesarkan anak, ada perbaikan komunikasi, peningkatan peran ayah dengan tidak menunda saat ibu ingin memvaksinasi anaknya,” kata Ardi.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan SIGAP juga melakukan program penguatan dan pendekatan pada kader dan tenaga kesehatan, melatih tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi tentang kesehatan anak dengan melakukan kerja sama dengan Puskesmas.Selain itu, melakukan komunikasi interpersonal dengan media digital, kunjungan kader ke rumah, memanfaatkan media desa untuk memberi edukasi pada ayah dan penguatan mobilisasi untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat.Program ini akan melengkapi upaya pemerintah Indonesia dalam hal program promosi kesehatan, dengan menggunakan pesan-pesan yang dibuat khusus dan menggunakan pendekatan multi-channel untuk mencapai cakupan maksimal dan mempromosikan keterlibatan masyarakat.“Bersama Kementerian Kesehatan, Gavi, the Power of Nutrition dan Unilever berkomitmen untuk memastikan anak-anak usia dini Indonesia memiliki kesehatan, nutrisi dan praktik kebersihan yang optimal sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Mirah.Pilihan Editor: Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak DemamANTARA
Source : https://gaya.tempo.co/read/1839211/3-fokus-penting-upaya-cegah-risiko-penyakit-pada-anak