TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa mengatakan tidak ada waktu pasti yang menunjukkan kapan gempa megathrust akan terjadi di Indonesia. Namun, dia menyebut, peluang gempa besar seperti megathrust bisa terjadi lagi di masa depan, karena bencana itu pernah ada di wilayah Indonesia pada zaman dahulu. Baca juga: Pj Wako Padang Soal Isu Megathrust: Jangan Panik, Tetap Waspada “Jika ada informasi mengenai tanggal, bulan, dan tahun gempa akan terjadi, maka bisa dipastikan itu hoaks. Tapi, kalau peristiwa megathrust memang ada. Bisa terjadi kapan? Mau lima menit lagi, 100 tahun lagi, itu bisa terjadi,” kata Nuraini di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024, seperti dikutip dari Antara. Lantas, bagaimana kiat-kiat dalam menghadapi ancaman megathrust? Cara Menghadapi Ancaman Gempa MegathrustBerikut beberapa antisipasi yang perlu dilakukan dalam menghadapi ancaman gempa megathrust: 1. Perkuat Struktur Bangunan Baca juga: Prospek Hujan Lebat di Indonesia Pekan Ini, Siklon Tropis Yagi Tak Lagi Beri Dampak Bangunlah konstruksi hunian yang tahan terhadap pergerakan lempeng bumi dengan struktur dasar yang kuat. Selain itu, lakukan renovasi bagian bangunan yang sudah rentan mengalami kerusakan dengan memperhatikan daerah yang rawan gempa bumi. Pastikan untuk meletakkan benda berat yang dapat jatuh karena pengaruh gravitasi di tempat yang rendah. Kemudian, pasanglah penguat pada rak buku, lemari, dan perabotan lain yang mudah roboh untuk mengurangi risiko tertimpa benda atau cedera selama gempa berlangsung. 2. Siapkan Tas Siaga BencanaIklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Tas siaga bencana perlu disiapkan oleh setiap orang untuk berjaga-jaga ketika datangnya musibah atau kondisi darurat lain. Pilihlah tas berbentuk ransel yang mudah dibawa, muat banyak barang, dan disimpan di tempat yang gampang dijangkau. Berikut beberapa barang yang perlu dimasukkan ke dalam tas siaga bencana:Air minum dalam kemasan yang cukup untuk beberapa hari. Lalu, makanan kering yang memiliki masa kedaluwarsa cukup lama, seperti sarden, biskuit, atau makanan kaleng lain yang tidak perlu disimpan di alat pendingin.Kelompokkan kebutuhan obat pribadi yang rutin dikonsumsi. Kemudian, siapkan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), seperti antiseptik dan perban, serta perlengkapan kebersihan, seperti hand sanitizer, sabun, tisu basah, dan tisu kering.Siapkan power bank untuk mengantisipasi akses listrik yang padam selama gempa megathrust berlangsung. Powerbank atau bank daya digunakan untuk mengisi baterai ponsel dan alat komunikasi lainnya untuk berkomunikasi dan mengetahui kondisi darurat terkini, serta senter atau peralatan elektronik untuk bertahan hidup lainnya.Kumpulkan beberapa dokumen penting, seperti kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), kartu keluarga (KK), akta kelahiran, ijazah, dan transkrip nilai. Selain itu, siapkan uang tunai dengan nominal yang cukup dan uang elektronik atau e-money dengan saldo yang memadai. 3. Pelajari Mitigasi BencanaSaat bencana gempa tiba, lindungi kepala dan badan dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah benda yang kuat, seperti kolong meja. Apabila masih memungkinkan, maka segera lari ke luar ruangan. Waspadai gempa susulan yang mungkin saja bisa terjadi. Tetap tenang dan ajak keluarga untuk mengevakuasi diri ke kawasan yang lebih tinggi serta jauhi area pantai untuk mengantisipasi adanya tsunami. Pilihan Editor: Peneliti BRIN: Siaga Bencana Sudah Jadi Budaya Nenek Moyang Kita