TEMPO.CO, Jakarta - Bagi masyarakat Indonesia, peci sangat populer sebagai pelengkap busana kaum muslim. Saking populernya, peci juga menjadi atribut busana nasional bagi kalangan pria. Di acara-acara formal, pejabat negara tanpa melihat latar belakang agama juga menggunakan peci. Peci juga merupakan salah satu busana lebaran yang populer. Sejarah Peci di IndonesiaDikutip dari publikasi Sejarah Penutup Kepala Di Indonesia : Studi Kasus Pergeseran Makna Tanda Peci Hitam (1908-1949), karya Najiyah Siti Firqo dari UIN Sunan Ampel Surabaya, peci kali pertama diperkenalkan oleh pedagang Arab yang menyebarkan agama Islam pada abad ke-8. Perlahan-lahan peci menjadi sangat populer di masyarakat Melayu seperti Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Brunei Darussalam.Peci berkembang dan mewarnai rumpun Melayu sekitar abad ke 13. Di Indonesia, peci masuk lewat pedagang Arab yang masuk dari pantai timur Aceh, menuju Malaka, dan berakhir di sepanjang rute dagang ke pulau rempah-rempah di Indonesia Timur, termasuk di pantai utara Pulau Jawa.Selain itu, masuknya peci di Indonesia diinisiasi Wali Songo, yakni Sunan Kalijaga. Ketika itu, Sunan Kalijaga tengah membuat mahkota atau kuluk yang diperuntukkan khusus bagi Sultan Fattah. Kuluk yang dibuat oleh Sunan Kalijaga mirip dengan peci, hanya saja ukurannya lebih besar dari peci yang kita kenal saat ini.Sementara itu, dalam sejarah Islam, peci pertama kali disebutkan dalam hadis yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memakai peci sebagai bagian dari pakaian dan penampilannya. Hal ini kemudian menjadi inspirasi dan pengaruh yang kuat bagi umat Islam untuk mengadopsi dan memakai peci sebagai bagian dari identitas keagamaan, sebagaimana dilansir dari sarungbhs.co.id.Peci juga memiliki makna simbolis dalam Islam. Selain sebagai penanda identitas keagamaan, peci juga melambangkan kesederhanaan, kesalehan, dan ketaatan kepada Allah. Dalam beberapa tradisi, pemakaian peci juga dianggap sebagai tanda penghormatan terhadap ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.Dalam perkembangannya, Peci dikenal luas karena digunakan tokoh besar bangsa seperti Soekarno. Dikutip dari luthfisajadah.com, peci digunakan memperkenalkan ciri khas nusantara yang akhirnya menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Pasalnya, masa penjajahan mempengaruhi budaya termasuk cara berpakaian.Dikutip dari muhammidayah.or.id, peci mulai dijadikan identitas bangsa Indonesia bermula dari Soekarno yang mengikuti Rapat Jong Java. Tepatnya pada akhir Juni 1921 Soekarno mengusulkan agar peci atau kopiah dipakai sebagai lambang perjuangan menuju Indonesia merdeka. Sebab waktu itu, kaum terpelajar merasa terhina jika disuruh memakai peci, yang biasanya dipakai oleh rakyat jelata.Dengan tujuan menunjukkan kesetaraan bangsa Indonesia, peci yang sebelumnya hanya dipakai beberapa tokoh muslim seperti Agus Salim, Hamka, Natsir dan lainnya, mulai jamak digunakan sebagai simbol perlawanan tidak hanya bagi bangsa Indonesia yang beragama muslim. Termasuk saat Soekarno membacakan pledoi “Indonesia Menggugat” di Pengadilan Landraad Bandung, 18 Agustus 1930.Saat ini penggunaan peci di kalangan masyarakat dan pemerintahan tak sepopuler dulu. Namun peci tetap digunakan pada ritual peribadatan kaum muslim di Indonesia, pelantikan pejabat pemerintahan, dan keperluan fashion atau mode. KHUMAR MAHENDRA | KAKAK INDRA PURNAMA Pilihan Editor: Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya