TEMPO.CO, Jakarta - Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) dari Kelompok Staf Medis (KSM) Psikiatri RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta mengatakan orang tua harus membekali anak dengan kemampuan melindungi diri dan mengenali kelebihan serta kekurangan agar bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial. Orang tua perlu selalu mewaspadai perundungan di sekolah maupun lingkungan anak agar bisa mendatangkan generasi yang lebih baik dibanding sebelumnya.“Yang paling penting untuk semua rentang usia anak harus belajar melindungi diri sendiri. Jadi, dari kecil harus mengajarkan anak menghargai diri sendiri, mengenali kekurangan dan kelebihan, dan mendukung dia sehingga mencapai kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial lebih baik,” kata Tjhin, Senin, 15 Januari 2024. Baca Juga: Psikiater Ingatkan Dampak Perundungan pada Prestasi Akademik Anak Menurutnya, orang tua harus membantu anak untuk lebih aktif berbicara kepada guru atau orang tua jika merasa diperlakukan tidak nyaman oleh teman di sekolah. Berbicara langsung dengan teman yang melakukan perundungan juga bisa menjadi cara pertahanan diri agar pelaku merasa anak tersebut kuat dan bisa melindungi dirinya. Tjhin mengatakan perundungan bisa dilakukan di mana saja, baik di sekolah maupun tempat les. Anak sering terus menerus menjadi korban perundungan karena tidak berani berbicara kepada yang lebih dewasa atau berkuasa di lingkungannya atau korban mendapatkan ancaman dari pelaku. Target anak yang sering mendapat perundungan biasanya mempunyai karakter lebih penakut, inisiatif kurang, dan selalu terpaku apa kata orang sehingga jadi sasaran pelaku memberi ancaman.“Sebenarnya ketakutan itu enggak beralasan, jadi dia harus berani untuk dirinya sendiri, berani melindungi diri sendiri. Kalau enggak speak up orang enggak tahu dia dibully,” katanya. Baca Juga: Video Bullying Siswi SMA di Tangsel Viral, Korban Terjengkang ke Bak Sampah Ajari lindungi diriPerundungan atau bullying bisa dilakukan melalui fisik, verbal, maupun emosi seperti melecehkan nama orang tua atau menjegal korban hingga terjatuh. Kejadian yang selalu diulang-ulang dan membuat tidak nyaman menjadikan anak tersebut korban perundungan dari orang yang lebih memiliki kekuatan tertentu.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Sekolah maupun lingkungan keluarga harus menjadi tempat anak merasa tenteram dan memberikan dukungan. Tjhin juga mengatakan anak yang berani menjaga diri sendiri dan melawan perundungan lama-lama akan menjadi lebih baik dan orang tua harus mengajarkan anak proses damai dan tidak boleh membekali anak dengan sikap melawan dengan pukulan karena tidak akan menyelesaikan masalah.Doktor lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan anak harus diajari proses perdamaian dan pihak lebih dewasa harus bisa membina korban dan pelaku untuk belajar menghargai sesama teman.“Jadi kita ajari untuk melindungi diri sendiri adalah sikap ngomong pada orang yang bisa memfasilitasi dalam arti kita mau prosesnya perdamaian dengan tentunya membina korban dan pelaku. Tentunya kepada korban kita harus meningkatkan self esteem dan defense-nya dan kepada pelaku belajar juga untuk menghargai sesama teman,” tegas Tjhin.Pilihan Editor: Perlunya Libatkan Pelaku dan Korban untuk Atasi Perundungan
Source : https://gaya.tempo.co/read/1821519/psikiater-bekali-anak-kemampuan-lindungi-diri-dari-perundungan