TEMPO.CO, Jakarta - Pada Minggu Paskah, 31 Maret 2024, Paus Fransiskus mengajukan seruan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan semua sandera Israel dalam pidato yang disampaikannya. Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus juga menyoroti penderitaan yang diakibatkan oleh perang dan konflik di berbagai belahan dunia.Paus Fransiskus memimpin Misa di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, yang dipenuhi oleh banyak jemaat dan dihiasi dengan bunga-bunga untuk perayaan Paskah. Setelah misa, ia menyampaikan pemberkatan dan pesan "Urbi et Orbi" dari balkon tengah Basilika Santo Petrus. Baca Juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Perdana Menteri Palestina Bahas Gencatan Senjata di Gaza Dalam pidatonya, Paus Fransiskus mengungkapkan keprihatinannya terutama terhadap para korban konflik di berbagai belahan dunia, termasuk di Israel dan Palestina, serta di Ukraina. Ia berharap agar Kristus yang bangkit membuka jalan perdamaian bagi masyarakat yang terkena dampak perang di wilayah-wilayah tersebut. Paus Fransiskus juga menyerukan penghormatan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan mengungkapkan harapannya untuk pertukaran umum semua tahanan antara Rusia dan Ukraina, dengan semua pihak yang terlibat saling menghormati.“Semoga Kristus yang bangkit membuka jalan perdamaian bagi masyarakat yang dilanda perang di wilayah tersebut,” ujarnya, dikutip dari situs Vatikan. Baca Juga: Sempat Diboikot Netanyahu, AS dan Israel Adakan Pertemuan Soal Alternatif Invasi Rafah Paskah dan asal mulanyaPesan Paus Fransiskus menandai semangat perdamaian yang dibawa oleh Paskah. Lantas dari mana asal paskah sebenarnya?Dilansir dari ABC News, Paskah ternyata bukan hanya identik dengan telur cokelat dan kelinci. Perayaan ini memiliki sejarah panjang, bahkan sebelum kehadiran agama Kristen.Paskah berawal dari festival pagan yang merayakan musim semi di Belahan Bumi Utara. Orang-orang pada waktu itu menganggap equinox sebagai waktu yang sakral. Equinox adalah peristiwa ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa, sehingga siang dan malam sama panjang.Setelah kehadiran agama Kristen, Paskah dikaitkan dengan kebangkitan Yesus Kristus. Pada tahun 325 Masehi, dewan gereja memutuskan bahwa Paskah jatuh pada hari Minggu setelah bulan purnama pertama setelah equinox musim semi. Itulah sebabnya tanggal Paskah selalu berubah.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Nama Paskah sendiri berasal dari berbagai tradisi. Di sebagian besar Eropa, nama Paskah berasal dari festival Passah Yahudi. Namun di Inggris dan Jerman, Paskah dinamai berdasarkan dewi Anglo-Saxon bernama Eostre, yang merupakan dewi musim semi dan pembaruan.Telur dan kelinci merupakan simbol kuno dari kehidupan baru. Telur yang tadinya mati menjadi simbol bagaimana alam semesta hidup kembali setelah musim dingin. Sementara kelinci yang dikenal sebagai hewan yang subur, menjadi simbol kesuburan dan dewi Eostre.Kebiasaan menghias telur Paskah masih populer di Eropa Timur. Sementara kebiasaan berburu telur yang disembunyikan oleh kelinci pertama kali disebutkan pada abad ke-18 di Jerman.Komersilisasi pada abad ke-19 membuat kelinci menjadi semakin identik dengan Paskah. Kartu ucapan dan cokelat berbentuk kelinci mulai banyak diproduksi.Di Australia, misalnya. perayaan Paskah identik dengan telur cokelat dan perburuan telur walaupun secara musim sedang memasuki musim gugur. Hal ini karena tradisi Paskah dibawa oleh orang Eropa yang merayakan Paskah di musim semi. Sejak itulah Paskah dirayakan di seluruh duniaHari ini, umat Kristiani di Indonesia juga merayakan Hari Paskah. Perayaan ini biasa dikenal dengan Tri Hari Suci yang mana mengikuti perjalanan menjelang kematian hingga kebangkitan Yesus Kristus menurut Alkitab dan kepercayaan Kristiani.MICHELLE GABRIELA | NABIILA AZZAHRAPilihan Editor: Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya
Source : https://gaya.tempo.co/read/1852036/mengapa-paskah-identik-dengan-telur-dan-kelinci