Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap musim hujan, masyarakat di berbagai belahan dunia diingatkan tentang ancaman penyakit yang serius, yakni leptospirosis. Penyakit ini muncul ketika bakteri leptospira masuk ke tubuh manusia melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi.Meskipun sering dianggap sepele, leptospirosis dapat menjadi penyakit yang mematikan jika tidak diobati dengan cepat dan tepat. Sebagai penyakit yang menular dari hewan ke manusia, kencing hewan seperti tikus, merupakan sumber utama penularan leptospirosis. Baca Juga: Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan Gejala Leptospirosis Biasanya, tanda-tanda leptospirosis akan muncul dalam rentang waktu 5 hingga 14 hari setelah individu terinfeksi bakteri leptospira. Namun, periode ini dapat bervariasi dari 2 hingga 30 hari setelah terjadi infeksi, dengan rata-rata sekitar 10 hari setelah paparan awal. Secara umum, gejala awal leptospirosis seringkali menyerupai gejala flu biasa. Ini termasuk demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, kehilangan nafsu makan, dan bahkan kemungkinan timbulnya ruam di kulit. Gejala ini bisa berkembang lebih lanjut dan bervariasi dalam tingkat keparahan.  Baca Juga: Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas Leptospirosis dapat didefinisikan dalam tiga kriteria, diantaranya ialah:1. Kasus SuspectKasus suspect ditandai dengan demam akut yang disertai nyeri kepala, meskipun ada juga yang tidak mengalami nyeri kepala. Selain itu, gejala lainnya juga termasuk nyeri otot, kelemahan (malaise), pembengkakan pada konjungtiva mata, serta adanya riwayat paparan faktor-faktor yang dapat menyebabkan leptospirosis dalam dua minggu terakhir. 2. Kasus ProbableSebuah kasus dianggap porbable jika kasus yang dicurigai memiliki dua gejala klinis dari tanda-tanda seperti nyeri pada otot betis, tanda-tanda pendarahan, kesulitan bernapas, aritmia jantung, batuk dengan atau tanpa darah dalam dahak, serta adanya ruam pada kulit.3. Kasus konfirmasiKasus yang terkonfirmasi terjadi ketika kasus yang berpotensi disertai dengan salah satu dari beberapa gejala, termasuk isolasi bakteri leptospira dari sampel klinis, hasil positif dari tes PCR, atau perubahan positif dalam uji MAT dari negatif menjadi positif.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Apakah Leptospirosis berbahaya?Dalam beberapa situasi, seseorang yang terinfeksi penyakit ini mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda. Namun, leptospirosis dapat menyebabkan sejumlah gejala dan dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat mengakibatkan kondisi serius seperti kerusakan hati dan ginjal, meningitis, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.Dilansir dari laman Pertanian.kulonprogokab.go.id, leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang memiliki potensi bahaya signifikan bagi manusia, karena dapat berujung pada kematian. Risiko tertular leptospirosis bisa diminimalkan dengan menghindari berenang atau berendam di air yang tercemar oleh urine hewan. Selain itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang mungkin terinfeksi. Jika interaksi dengan air atau tanah yang terkontaminasi bakteri ini tidak dapat dihindari, disarankan untuk menggunakan pakaian pelindung atau alas kaki.Bagaimana penularan Leptospirosis?Kencing tikus atau kotoran hewan ternak yang terinfeksi oleh bakteri leptospira dapat menular ke tubuh manusia melalui tiga cara utama, yakni:Kontak Langsung: Bakteri leptospira dapat memasuki tubuh manusia melalui kulit yang terbuka seperti luka yang terkena air atau tanah yang terkontaminasi oleh kencing tikus atau kotoran hewan ternak lainnya.Konsumsi makanan dan minuman: Misalnya, ketika manusia mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri leptospira dari kencing tikus. Hal ini juga dapat terjadi karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.Inhalasi : Misalnya dengan menghirup aerosol kencing dari tikus yang terinfeksi bakteri leptospira. SHARISYA KUSUMA RAHMANDA  I  NAOMY A. NUGRAHENI  I  HARIS SETYAWAN I PUSPITA AMANDA SARIPilihan Editor: Leptospirosis Kerap Muncul di Musim Hujan, Hati-hati Tertular

Source : https://gaya.tempo.co/read/1850284/leptospirosis-penyakit-langganan-musim-hujan-seberapa-berbahaya