TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi atau tekanan darah tinggi kini tidak hanya penyakit yang diidap oleh orang dewasa. Anak-anak pun berisiko mengalami kondisi medis tersebut. Kondisi ini tentu membahayakan anak karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di jantung, otak, dan organ-organ lainnya. Hipertensi pada anak bukanlah masalah yang sepele dan harus ditangani dengan serius. Pasalnya, hipertensi sering disebut sebagai ‘silent killer’ yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang bisa berujung pada komplikasi serius. Untuk itu, berikut adalah ciri-ciri hipertensi pada anak, penyebab, serta cara mencegahnya.Ciri-Ciri Anak yang Mengalami Hipertensi Baca Juga: Presiden Hongaria Mengundurkan Diri Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa ciri-ciri atau gejala anak yang mengalami hipertensi. Pada bayi baru lahir, hipertensi dapat menunjukkan gejala seperti sesak napas, berkeringat berlebihan, gelisah, kulit pucat atau sianosis, muntah, dan kejang.Sedangkan untuk anak yang lebih besar, gejala hipertensi yang kemungkinan muncul adalah sebagai berikut:Sakit kepalaTimbulnya rasa kelelahanMendadak pandangan kaburKejangPenurunan kesadaranMualDada terasa sesak atau nyeriPendarahan hidungKegagalan pertumbuhanPenyebab Hipertensi pada Anak Baca Juga: PBB Desak Rusia Berhenti Pindahkan Anak-Anak Ukraina secara Paksa Hipertensi pada anak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:1. ObesitasAnak-anak yang mengalami obesitas cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi karena lemak tubuh yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin dan aktivitas sistem saraf simpatis yang mempengaruhi tekanan darah.2. Faktor GenetikFaktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan predisposisi seseorang terhadap hipertensi. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat hipertensi, risiko anak mengalami tekanan darah tinggi akan meningkat secara signifikan.3. Gaya Hidup Tidak SehatPola makan yang tidak sehat seperti konsumsi garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dalam keluarga dapat berkontribusi terhadap hipertensi pada anak.Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan retensi air dalam tubuh dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Makanan olahan dan makanan cepat saji sering kali mengandung kadar garam yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada hipertensi pada anak-anak.4. Gangguan GinjalMasalah pada ginjal seperti penyakit ginjal polikistik atau glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pada anak.5. Polusi LingkunganPaparan terhadap polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan kardiovaskular, termasuk tekanan darah. Partikel-partikel halus dalam udara dapat merusak pembuluh darah dan sistem pernapasan anak-anak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.6. Stres Mental dan Kurang TidurStres mental dan kurang tidur juga menyebabkan hipertensi pada anak. Saat anak mengalami stres mental yang berkepanjangan atau tingkat stres yang tinggi, tubuh mereka dapat merespons dengan peningkatan tekanan darah. Cara Mencegah Hipertensi pada AnakHipertensi pada anak tidak boleh diabaikan. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, atau gagal ginjal pada usia yang lebih muda. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangatlah penting.Idealnya, setiap anak yang berusia 3 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan tekanan darah setidaknya sekali dalam setahun. Khusus untuk anak-anak dengan riwayat lahir prematur, berat lahir kurang dari 2.500 gram atau riwayat perawatan di ruang perawatan intensif/ICU memerlukan pemeriksaan tekanan darah lebih dini. Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Selain itu, setiap anak yang menunjukkan gejala dan tanda seperti yang disebutkan di atas juga perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Adapun dalam menjaga kesehatan dan mencegah hipertensi pada anak, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan. 1. Perubahan Gaya HidupAnak yang mengalami hipertensi perlu melakukan perubahan gaya hidup seperti mengikuti pola makan sehat dan berolahraga secara teratur.Sebaiknya dorong anak melakukan diet seimbang dengan mengonsumsi buah, sayuran, dan sumber protein tanpa lemak. 2. Batasi GaramMengurangi konsumsi garam dalam makanan anak-anak adalah langkah penting dalam mencegah hipertensi. Hindari memberi makan anak-anak makanan olahan yang mengandung garam tinggi dan perhatikan label gizi pada produk makanan untuk memilih opsi yang lebih rendah garam.3. Pengelolaan Berat BadanMemastikan anak memiliki berat badan yang ideal sesuai dengan usianya dengan menjaga pola makan sehat dan aktivitas fisik yang cukup.Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk bermain dan bergerak secara teratur. Kegiatan fisik membantu menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Usahakan agar anak-anak bermain di luar rumah atau berpartisipasi dalam olahraga dan kegiatan fisik yang mereka sukai.4. Pendidikan KesehatanMengedukasi anak tentang pentingnya gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang baik dan olahraga teratur, serta dampak negatif dari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol pada tekanan darah.5. Memberikan Contoh yang BaikOrang tua dan anggota keluarga lainnya berperan sebagai model peran yang kuat bagi anak-anak. Dengan mempraktikkan gaya hidup sehat sendiri, termasuk makan makanan sehat, berolahraga, dan mengelola stres, orang tua dapat memberikan contoh yang positif bagi anak-anak mereka.6. Pemantauan TeraturAnak yang mengalami hipertensi perlu dipantau secara teratur oleh dokter untuk memastikan tekanan darahnya tetap terkontrol.Pemeriksaan kesehatan yang teratur dapat membantu mengidentifikasi faktor risiko hipertensi dan kondisi medis lainnya dengan cepat.RIZKI DEWI AYUPilihan Editor: Waspadai Gula Tersembunyi pada Makanan yang Bisa Bikin Obesitas
Source : https://gaya.tempo.co/read/1832540/ciri-ciri-hipertensi-pada-anak-penyebab-dan-cara-mencegahnya