TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti mengingatkan masyarakat untuk minimal melakukan skrining kanker sekali setahun. Menurutnya hal itu adalah salah satu upaya deteksi dini kanker yang mudah dilakukan masyarakat. "Kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan deteksi dini kanker masih rendah oleh karena itu kami menghimbau masyarakat melakukan skrining setidaknya satu kali dalam setahun," katanya pada Minggu 25 Februari 2024. Kementerian Kesehatan, kata Eva Susanti, mencoba terus melakukan edukasi dengan mengajak LSM (lembaga swadaya masyarakat), tokoh masyarakat, tokoh agama, serta berbagai kementerian untuk ikut melakukan edukasi. "Untuk sama-sama memberikan edukasi mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan screening (deteksi kesehatan) karena kami menyiapkan peralatan dan sumber daya manusianya," kata Eva pada Minggu 25 Februari 2025. Baca Juga: Ada Benjolan di Telinga, Waspadai Tumor sampai Kanker Pemerintah pun menyiapkan langkah penanganan kanker paru, yaitu dengan cara memasang CT-Scan di 514 rumah sakit di 514 kabupaten dan kota. Sementara itu, pada kanker usus besar, yang merupakan kanker penyebab kematian nomor 2 pada laki-laki, pemerintah akan memberikan alat kolonoskopi di 514 rumah sakit di 514 kabupaten dan kota. “Kanker telah menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia. Trennya terus meningkat sejak tahun 2008, dan diperkirakan pada tahun 2040 akan ada 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat kanker,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan pers pada 29 Februari 2024.Di Indonesia, sebagian besar pasien baru mencari pertolongan medis ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, 90 persen penderita kanker tidak mendapatkan pengobatan optimal yang kemudian dapat berujung pada kematian. “Dengan perkembangan inovasi obat dan teknologi untuk deteksi kanker, kanker bukan lagi sesuatu yang perlu ditakutkan, asalkan skrining kanker dilakukan sejak dini dan secara rutin. Apabila kanker dapat dideteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhan pasien dapat jauh lebih tinggi dibandingkan stadium lanjut,” kata Maxi. Baca Juga: Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi Menurut Maxi, saat ini pemerintah semakin meningkatkan upaya dalam program skrining kanker. Timnya sudah melakukan berbagai perbaikan dalam program skrining kanker. Siapa pun dapat pergi ke Puskesmas dan menjalani pemeriksaan kanker paru-paru, selain kanker payudara dan serviks. “Kami baru saja menambahkan program skrining kanker paru-paru. Saat ini, siapapun bisa melakukan skrining kanker paru-paru di Puskesmas secara gratis, dan jika berisiko tinggi, pemerintah akan menanggung biayanya untuk mendapatkan skrining yang lebih menyeluruh dengan menggunakan CT scan Dosis Rendah di rumah sakit tersebut,” katanya.Eva Susanti pun menambahkan pemerintah bersama AstraZeneca dan organisasi serta elemen peduli akan kanker mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran mendeteksi kanker lebih dini. Tahun ini targetnya adalah 90 persen masyarakat Indonesia melakukan skrining akan penyakit kanker. "Sebagai contoh, untuk kanker paru-paru target skriningnya adalah 12 juta orang melakukan deteksi dini,” ujar Eva usai mengikuti World Cancer Day 5K Amazing Run bersama AstraZeneca di Sudirman Minggu 25 Februari 2024.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Saj Molaee, Presiden Direktur Interim AstraZeneca Indonesia, mengatakan timnya berkomitmen untuk memajukan kesetaraan kesehatan dalam pelayanan kesehatan, khususnya dalam perawatan kanker. "Kami memiliki visi untuk mendefinisikan kembali perawatan kanker dan, suatu hari nanti, menghilangkan kanker sebagai penyebab kematian.” Menurut Saj, fokus perusahaan terletak pada beberapa penyakit kanker yang paling menantang. “Melalui inovasi yang gigih, AstraZeneca mendorong perubahan dalam praktik kedokteran dan mengubah pengalaman pasien dalam melawan kanker,” kata Saj.AstraZeneca bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia sekaligus meluncurkan ANITA, program navigator pasien yang dirancang untuk mendampingi dan membimbing pasien dalam perjalanan layanan kesehatannya. “ANITA adalah program baru yang kami luncurkan untuk membantu menavigasi dan mendampingi pasien dalam proses pendaftaran program pengujian diagnostik berdasarkan permintaan dokter, serta membantu pasien untuk melakukan konsultasi lanjutan dengan dokternya setelah hasil tes diagnostik tersedia,” kata Hoerry Satrio, Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia.Hoerry berharap ANITA, bisa membantu para pasien mengakses program bantuan pasien yang sesuai berdasarkan pengobatan yang ditentukan dari dokter.Dalam rangka memperingati Hari Kanker Dunia 2024, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan AstraZeneca Indonesia menghimbau masyarakat untuk rutin melakukan skrining kanker dengan mengadakan acara publik bertajuk “5K Amazing Run: Ambil Kendali dan Lakukan Skrining Kanker”. Acara ini juga didukung oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Cancer Information Support Center (CISC), Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan LovePink.Pilihan Editor: Hari Kanker Sedunia: Deretan 5 Jenis Penyakit Kanker Paling Mematikan di Dunia
Source : https://gaya.tempo.co/read/1839519/cegah-kanker-jangan-lupa-deteksi-dini-setahun-sekali