TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, Masruroh Mastin, meminta pasien epilepsi tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang."Dari hasil studi kasus ditemukan pasien dengan epilepsi terkontrol dengan obat-obatan ataupun yang tidak terkontrol, namun ketika minum kopi dalam jumlah yang tinggi dan sedang, di atas empat cangkir dalam satu hari ternyata malah meningkatkan frekuensi kejang itu sendiri," ujar Masruroh dalam gelar wicara memperingati Hari Epilepsi Sedunia yang disiarkan RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Kamis, 22 Maret 2024. Baca Juga: Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala Dia menjelaskan kopi mengandung kafein yang membuat orang merasa lebih semangat karena meningkatkan denyut jantung sehingga akhirnya sulit tidur dan akhirnya meningkatkan risiko kejang. Selain itu, risiko kejang juga terjadi karena kafein dapat meningkatkan pengeluaran cairan tubuh sehingga terjadi dehidrasi. "Kafein ini tidak hanya terdapat pada kopi, pada teh juga ada. Kemudian juga pada minuman-minuman ringan, cokelat juga ada kafeinnya. Berarti memang fokus utamanya adalah di senyawa kafein, bukan hanya sekadar fokus utamanya di kopi," ujarnya.Namun, efek kafein pada setiap orang berbeda. Dalam percobaan pada hewan dengan dosis kecil, kafein dapat menurunkan frekuensi kejang. Baca Juga: Inilah Daftar Minuman yang Memperbesar Risiko Dehidrasi saat Puasa "Tidak serta merta, kita tetap harus menyimpulkan bahwa boleh mengonsumsi kopi dalam dosis yang rendah," katanya.Iklan googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-parallax'); }); Scroll Untuk Melanjutkan Batasi minuman manisDia juga memberikan sejumlah tips selama berpuasa bagi penderita epilepsi, salah satunya mengurangi makanan dan minuman manis karena dapat mencetuskan epilepsi. "Pembatasan dari gula maksimal empat sendok makan, kemudian garam sekitar satu sendok teh dalam satu hari, dan lemak sekitar lima sendok makan dalam seharinya," ujarnya.Selain itu, cukup minum air putih, yaitu delapan gelas sehari, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Dalam kesempatan yang sama, spesialis neurologi Chairunnisa menyebut epilepsi adalah sindrom, yaitu kumpulan beberapa gejala. Epilepsi merupakan suatu bangkitan atau kejang berulang dalam lebih dari 24 jam dan tanpa pencetus. Dia menjelaskan tidak semua orang yang kejang berarti menderita epilepsi. Kejang terjadi karena adanya aktivitas listrik yang abnormal di otak."Pencetus dari epilepsi itu sebenarnya banyak banget. Memang paling sering kelelahan, kurang tidur, pikiran, screen time. Screen time di sini bisa laptop, TV, handphone, komputer, yang terlalu lama, loud flash, kilatan cahaya, udara dingin, air panas," kata Chairunnisa.Pilihan Editor: Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya
Source : https://gaya.tempo.co/read/1848321/alasan-penderita-epilepsi-tak-boleh-banyak-minum-kopi